Maret 20, 2011

Sama-Sama Depannya S, Belakangnya A, dan Warnanya Merah, Tapi Berbeda

Rating:
Category:Other
Wala, setelah beberapa kejadian gw lalui. Gw gak menyangka, kalau gw bisa dapat sesuatu yang baru sekaligus membuat sakit untuk dilihat. Untuk awal nya, ini, gw berikan sedikit perbandingan :

Supra X Punya Gw
Perbandingan
New Satria FU 150
1.907 x 702 x 1.069 mm
Panjang x Lebar x Tinggi
1.945 x 652 x 941 mm
1.234 mm
Jarak Sumbu Roda
1.280 mm
147 mm
Jarak Mesin Ke Tanah
95 mm
99.4 kg
Berat Kosong
95 kg
Teleskopik
Suspensi Depan
Teleskopik, pegas spiral, bantalan oli
Lengan ayun, peredam kejut ganda
Suspensi Belakang
Lengan ayun, pegas spiral, bantalan oli
70/90 - 17M/C 38P
Ban Depan
70/90 - 17 38S
80/90 - 17M/C 44P
Ban Belakang
80/90 - 17 44S
Cakram Hidrolik, Piston ganda
Rem Depan
Cakram
Tromol
Rem Belakang
Cakram
3.7 liter
Tangki Bahan Bakar
4.9 liter
4 langkah, SOHC, pendinginan udara
Mesin
4-Tak, DOHC, pendinginan udara SACS, 4-valve
50 x 49.5 mm
Diameter x Langkah
62 x 48.8 mm
97.1 cc
Volume Langkah
147.3 cc
9.0 : 1
Perbandingan Kompresi
10.2 : 1
7,3 PS / 8.000 rpm
Daya Maksimum
11.7 Ps / 9.500 rpm
0.74 kgf.m / 6.000 rpm
Torsi Maksimum
1.27 kgf.m / 8.500 rpm
700 ml pada saat penggantian
Kapasitas Oli Mesin
1.100 ml pada saat penggantian
Ganda, otomatis sentrifugal, tipe basah
Kopling
Manual plat majemuk tipe basah
4 Percepatan
Transmisi
6 Percepatan
N-1-2-3-4-N (Rotari)
Pola Pengoperan Gigi
1 ke bawah, 5 ke atas
Elektrik dan Pedal
Starter
Elektrik dan Pedal
12 V, 3.5 Ah
Aki
12 V, 2.5 Ah, 10 HR
ND U20FS, U22FS-U, NGK C6HSA, C7HSA
Busi
NGK CR8E, DENSO U24ESR-N
AC-CDI, Magneto
Sistem Pengapian
CDI
Ya, bisa dilihat, apa yang gw maksud dengan "Sama-Sama Depannya S, Belakangnya A, dan Warnanya Merah, Tapi Berbeda", yang gw buat sebagai judul cerita gw kali ini.

Berawal dari sebuah hari Sabtu, ketika gw latihan. Saat itu, sepulang sekolah, gw langsung latihan di rumah teman gw.

Awalnya, gw hanya ditinggal.

"OK lah, gak apa-apa, nanti juga ketemu" pikir gw.

Setelah lama gw latihan, sekiranya hampir dua jam lebih. Ibu teman gw kebetulan sedang mengadakan selamatan.

"Eh, sini semua, makan dulu. Udah di ambil in" kata teman gw.

Saat itu, gw sedang duduk-duduk di depan teras, menyilangkan kaki, sambil menunggu. Tempat latihan gw, berada persis di samping rumah teman gw, dan masih merupakan bangunan milik orang tua teman gw. Tak berapa lama kemudian, datang juga yang ditunggu, duduk berjongkok di depan pintu sebelah gw. Gw pandang yang gw tunggu tadi, melihatnya agak sedikit berkeringat, mungkin lelah. Melihatnya mengerutkan dahi, mungkin menahan terik sinar matahari. Melihatnya memandang sekeliling, mungkin sedang melihat keadaan. Melihatnya tak menoleh ke arah gw, mengapa?!. Tak lama kemudian, dia berkata,

"Wala, yuk pulang yuk. Aku mau pulang, anterin dong" katanya, seolah-olah berkata ke gw, namun dia tak melihat ke arah gw.

"Wala, mau pulang ya?!. Ayo deh" kata gw sambil tetap melihatnya.

Lalu, dia beranjak dari tempatnya tadi, dan masuk ke dalam, untuk mengambil tasnya. Sedangkan, gw tetap duduk di bangku teras tadi, sambil menunggu. Saat itu, salah satu teman gw juga mau pulang. Dia sudah mulai mengambil sepeda motor nya, warna dasar nya merah, dengan flames hitam. Dia menuntun sepeda motor nya ke depan teras rumah teman gw. Rupanya, dia masih belum akan pulang. Lalu dia masuk ke dalam rumah, menghampiri teman-teman yang mempersiapkan makanan dari dapur tadi. Gw kira, dia akan berpamitan pulang ke teman gw yang rumah nya dipakai sementara untuk latihan. Lalu, yang tadi gw tunggu, keluar dan mungkin gw pikir dia melihat sepeda motor yang sedang diparkir di depan teras rumah. Lalu dia berkata,

"Kamu mau pulang ta??. Aku bareng sama kamu ya?!" katanya pada teman gw yang sepeda motor nya tadi diparkir di depan teras rumah.

Tetap melihatnya tak menoleh ke arah gw. Gw sudah bersiap untuk melihat sesuatu yang gw gak tau bagaimana nantinya rasa yang akan gw alami. Gw mulai membuka kaki gw bersiap untuk beranjak. Dan setelah beberapa waktu kemudian, dia dan teman gw sudah berpamitan ke teman-teman gw yang berada di dalam rumah tadi.

Aku mendengar mereka berbicara sebentar, sebelum dia mulai pergi untuk pulang. Saat itu, rasa yang gw alami gak menentu. Gw berdiri dan masuk ke dalam tempat yang gw pakai latihan tadi. Gw berdiri sekitar tiga langkah dari pintu yang setengah terbuka, sehingga gw tak terlihat dari depan. Dari jendela yang sebagian ditutup menggunakan kayu lapis, gw hanya bisa melihat setengah bagian bawah dari sepeda motor teman gw tadi.

Tampak teman gw mulai menaiki sepeda motor nya tadi. Lalu tak berapa lama kemudian, yang tadi gw tunggu, juga naik di tempat duduk belakang sepeda motor itu. Mungkin, sudut kemiringan antara tempat duduk bagian depan dan belakang sepeda motor itu, sekitar 15 sampai 25 derajat. Lalu gw membayangkan, bagaimana selama ini jika seorang laki-laki sedang membonceng seorang perempuan di belakang nya, dengan menggunakan sepeda motor yang seperti itu. Posisi duduk nya, jarak nya, pemisah nya. Mungkin posisi duduk nya miring ke depan. Mungkin jarak duduk nya sangat dekat. Mungkin tak ada pemisah saat mereka duduk.

Gw yang masih berada di dalam, masih tetap menunggu. Akankah ada suara yang memanggil gw??. Adakah seseorang yang akan mencari gw??. Saat gw berpikir seperti itu, sepeda motor itu lalu pergi bersama pengendara dan orang yang dibonceng nya di belakang tadi.

Sedangkan gw masih tetap berada di dalam, diam terpaku melihat kejadian yang barusan saja terjadi, tercengang mengalami kejadian seperti itu. Gw mulai membayangkan kembali, tentang bagaimana selama ini apabila jika ada seorang laki-laki membonceng perempuan dan sedang berada dalam perjalanan, juga dengan menggunakan sepeda motor yang seperti itu. Posisi duduk nya, jarak nya, pemisah nya. Mungkin posisi nya kini lebih miring ke depan lagi. Mungkin jarak duduk nya lebih dekat menempel lagi. Mungkin sedikit pemisah saat mereka duduk sudah benar-benar tak ada lagi.

Melihat yang seperti itu, gw iri sekali. Menginginkan yang seperti itu, akan butuh berapa banyak pengorbanan. Membayangkan yang seperti itu, akan berapa lama. Memikirkan yang seperti itu, mungkinkah?!.

Akhirnya, gw ditinggalkan.

Hei-hei-hei, memang, gw yang butuh dia, bukan dia yang butuh gw. Gw yang miliknya, bukan dia yang milik gw. Gw yang sayang dia, bukan dia yang sayang gw. Semua hanya imaji tinggi, semua hanya harapan kosong, semua hanya kesempatan tanpa peluang. Memang, sama-sama depan nya "S", sama-sama belakang nya "A", sama-sama warna nya merah, tapi hanya satu yang akan terisi penumpang.

Memang, bukan itu yang gw kecewa kan. Tapi, sebuah senyuman dan sebuah kata akan lebih baik pada saat itu.

Tidak ada komentar: